Belajar
Akhlak Rasul Melalui Majelis Ilmu
Oleh: Syahdiardin
السّلام
عليكم ورحمة الله وبركاته
الحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
أَشْهَدُ أَنْ لاإِلهَ إِلا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ: أَمَّا
بَعْدُ
Dalam QS Yunus ayat 58 Allah berfirman
قُلْ بِفَضْلِ ٱللَّهِ
وَبِرَحْمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا۟ هُوَ خَيْرٌ
مِّمَّا يَجْمَعُونَ
Katakanlah
(Muhammad), "Dengan karunia dan rahmat Allah hendaklah dengan itu mereka bergembira.
Karunia dan rahmat Allah itu lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan".
Dalam ayat di atas Allah memerintahkan Rasulullah s.a.w untuk menyampaikan kepada manusia agar bergembira dengan karunia dan rahmat Allah, karena karunia dan rahmat Allah itu lebih baik dari yang mereka kumpulkan. Karunia dan rahmat Allah itu lebih baik dari harta benda atau kekayaan yang mereka kumpulkan siang dan malam.
Para ahli tafsir menyebutkan, bahwa karunia dan rahmat
Allah yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah Islam dan Alquran, sehingga hendaklah
kita bergembira menjadi ahli Alquran dan pengikut Nabi s.a.w. Dalam QS Al
Anbiya ayat 107 Allah berfirman
وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَٰلَمِينَ
Dan tidaklah Aku mengutusmu (Muhammad), melainkan
untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
Allah menegaskan, bahwa diutusnya Muhammad s.a.w menjadi
rasul merupakan rahmat bagi kita semua. Maka atas rahmat diutusnya rasullah
s.a.w itu hendaklah kita merasa bergembira.
Bergembira atas diutusnya Nabi s.a.w artinya merasa senang dan bersuka cita serta bersyukur kepada Allah atas diutusnya Muhammad s.a.w sebagai pembawa manusia dari
perilaku jahiliah kepada perilaku akhlak mulia. Dalam HR Baihaqi dan Ibnu Saad dari Abu
Hurairah r.a Rasulullah s.a.w bersabda
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ
الأَخْلاقِ
Sesungguhnya
aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak mulia.
Seseorang yang senang dan bahagia
dengan diutusnya Muhammad s.a.w akan terlihat dari kehidupannya sehari-hari. Ia menyontoh akhlak mulia nabi, berusaha belajar bagaimana akhlak
mulia nabi, dan kemudian menerapkannya dalam setiap aspek kehidupannya.
Lalu bagaimana dan seperti apa akhlak Rasulullah itu? Dalam HR Ahmad
dikatakan, bahwa Saad bin Hisyam bin Amir bertanya kepada isteri nabi Aisyah r.a
tentang akhlak nabi, maka Aisyah r.a berkata:
كَانَ خُلُقُهُ
الْقُرْآنَ
Akhlak nabi itu adalah Al-Quran.
Jadi jika ingin berakhlak seperti
akhlak Rasulullah, maka wajib berpedoman pada Al-Qur’an, wajib mempelajari dan meamahami
isi dn makna ayat-ayat Al-Qur’an. Oleh sebab itu di setiap masjid hendaknya diadakan
kegiatan pengajian, karena tidak cukup hanya dengan mendengar khutbah jum’at
saja untuk mempelajari Al-Qur’an, apalagi jika khutbah jum’at diikuti sambal
tertidur.
Tentu tidak mungkin kita berkata cinta rasul,
tapi kita enggan mengikuti akhlak rasul, sedangkan akhlak rasul itu adanya
dalam Al-Qur’an dan Sunnah beliau.
Rasulullah
s.a.w telah menegaskan dengan sabda beliau dalam HR Al-Hakim
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا
تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللهِ وَ
سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
Aku tinggalkan kepada kamu
dua perkara, kamu tidak akan tersesat selamanya selama kamu berpegang pada keduanya, yaitu kitab Allah (Al-Quran) dan Sunnahku.
Kita dapat belajar Al-Quran dan Sunnah (hadis) kepada para ulama, ustadz, da’i atau
guru-guru kita. Bagi yang mampu belajar langsung dari kitab silahkan
baca kitab para ulama, sedangkan bagi yang belum mampu maka pilihannya, kita harus
mengikuti pengajian yang dilaksanakan oleh takmir
masjid.
Pengajian di masjid atau rumah Allah sangat besar keutamaannya. Dalam HR At Tirmizi dan Abu Daud
Rasulullah bersabda:
مَنْ
سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا، سَلَكَ
اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ
Barangsiapa menempuh jalan menuntut ilmu,
maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga.
Karenanya
marilah kita mengaji, jika ada pengajian, ada tabligh akbar seperti peringatan
maulid nabi datangilah, karena setiap langkah kaki kita ke masjid untuk
mengikuti pengajian sangat besar pahalanya dan akan memudahkan jalan kita menuju syurga. Di setiap pengajian di masjid
disitulah terdapat rahmat Allah, dan hanya dengan rahmat Allahlah seseorang
dapat masuk syurga. Kata Rasulullah
dalam HR Muslim:
لَا
يُدْخِلُ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ، وَلَا يُجِيرُهُ مِنَ النَّار
وَلَا أَنَا، إِلَّا بِرَحْمَةٍ مِنَ اللَّه
Tidak seorang pun dari kalian yang
dimasukkan ke surga karena amalnya dan tidak juga diselamatkan dari neraka
karenanya, tidak juga aku, kecuali karena rahmat Allah.
Itulah pentingnya rahmat Allah, karena
seseorang masuk syurga karena rahmat Allah yang
hanya bisa didapat dari mengamalkan syari’at agama-Nya sesuai Al-Qur’an dan
Sunah yang didakwahkan oleh para ulama. Oleh sebab itu mari kita ikuti pengajian-pengajian di
masjid. Minimal kita dapat memperbaiki
ibadah shalat kita, menyempurnakan wudhu’, rukun, kaifiat (tatacara), dan
bacaan shalat kita. Semakin besar keinginan untuk belajar menyempurnakan setiap
ibadah dan mu’amalah kita, menunjukkan semakin tinggi rasa gembira kita atas
lahirnya utusan dan kekasih Allah, Nabi kita Muhammad s.a.w.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar