Senin, 20 Februari 2017

Workshop Pengembangan Soal


ABSTRAK


Syahdiardin, 2014. Meningkatkan Kemampuan Mengembangkan Soal Pilihan Ganda Guru SMK Kabupaten Batang Hari Melalui Workshop

Kata Kunci: Kemampuan Guru, Soal Pilihan Ganda, Workshop

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007  tentang Standar Penilaian Pendidikan mengatur pelaksanaan penilaian oleh pemerintah, satuan pendidikan, dan pendidik (guru). Kegiatan penilian bertujuan untuk mengukur ketercapaian tujuan pendidikan pada level kewenangan masing-masing penilai. Untuk melakukan penilaian dibutuhkan instrumen penilaian yang diantaranya berbentuk soal pilihan ganda. Pengembangan soal bentuk pilihan ganda amat penting dikuasai guru untuk membiasakan siswa menjawab soal jenis ini, karena soal-soal ujian nasional dan ujian sekolah selalu dibuat dalam bentuk pilihan ganda. Untuk meningkatkan kemampuan guru mengembangkan soal bentuk pilihaan ganda pengawas sekolah melakukan pembinaan melalui supervisi dengan teknik penyajian workshop.
Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh bukti empiris tentang peningkatan kemampuan mengembangkan soal pilihan ganda  bagi guru SMK di Kabupaten Batang Hari melalui kegiatan workshop. Penelitian dilakukan dalam dua siklus dan setiap siklus di-laksanakan dalam dua kali pertemuan. Jarak antar siklus dua minggu, yang diikuti oleh dua puluh orang guru sebagai subyek penelitian. Setiap pertemuan dilakukan selama empat jam (satu jam @ 45 menit).  Data kemampuan guru mengembangkan soal pilihan ganda, yang terdiri dari kemampuan menyusun kisi-kisi soal dan menyusun soal pilihan ganda  dikumpulkan, dinilai, dan dicatat secara terus menerus, ditabulasi secara marginal pada setiap siklus.
Dari hasil analisis data menunjukkan, bahwa terjadi peningkatan kemampuan guru dalam menggembangkan soal pilihan ganda dari siklus I ke siklus II. Nilai rata-rata penyusunan kisi-kisi soal dari siklus I ke siklus II naik sebesar 5,3 poin atau 6,4%, yaitu dari 85.5 menjadi 90,7, sedangkan nilai rata-rata penyusunan soal pilihan ganda dari siklus I ke siklus II naik sebesar 5,1 poin atau 5,9%, yaitu dari 86.1 menjadi 91,1. Pada siklus I hanya 16 orang atau 80% dari 20 orang peserta yang dinyatakan mampu mengembangkan soal pilihan ganda, sedangkan pada siklus II seluruh peserta dikategorikan mampu mengembangkan soal pilihan ganda. Angka 100% tersebut menunjukkan terpenuhinya secara meyakinkan indikator keberhasilan penelitian, yaitu minimal 85% peserta dinyatakan mampu mengembangkan soal pilihan ganda. Dengan demikian dapat disimpul-kan, bahwa teknik supervisi melalui workshop dapat meningkatkan kemampuan guru SMK di Kabupaten Batang Hari dalam mengembangkan soal pilihan ganda.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar  Belakang Masalah
Penilaian peserta didik (siswa) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan dilakukan oleh tiga unsur. Ketiga unsur yang memiliki kewenangan menilai beserta bentuk/jenis penilaiannya adalah:
1)      Pendidik atau guru melakukan penilaian melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas,
2)      Sekolah melakukan penilaian akhir melalui Ujian Sekolah, dan
3)      Pemerintah melakukan penilaian melalui Ujian Nasional.
Penilaian oleh sekolah yang dilakukan melalui ujian sekolah menggunakan instrumen penilaian soal bentuk pilihan ganda. Demikian pula penilaian akhir yang dilakukan oleh pemerintah melalui Ujian Nasional instrumen penilaiannya juga menggunakan soal bentuk pilihan ganda. Ujian Nasional mata pelajaran kelompok produktif (kejuruan) pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) soal Ujiannya disamping menggunakan soal praktik kejuruan untuk mengukur  pencapaian kompetensi keterampilan siswa juga terdapat soal teori kejuruan untuk mengukur ketercapaian kompetensi pengetahuan siswa. Soal teori kejuruan pada Ujian Nasional mata pelajaran kelompok produktif juga dibuat dalam bentuk soal pilihan ganda.
Penilaian akhir melalui Ujian Nasional dan Ujian Sekolah yang menggunakan soal pilihan ganda menuntut guru harus mengembangkan soal  pilihan ganda yang berkualitas, sehingga soal pilihan ganda yang dibuatnya memenuhi standar kualitas soal untuk mengukur kompetensi siswa. Kenyataan yang ditemui di sekolah menunjukkan, bahwa soal-soal yang dikembangkan guru belum memenuhi standar kua-litas. Permasalahan soal yang dikembangkan guru-guru binaan pada SMK di Kabupaten Batanghari adalah:
1)      Guru membuat soal langsung mengambil soal-soal yang sudah ada dalam buku teks pelajaran.
2)      Guru membuat soal tanpa melalui pengembangan kisi-kisi soal terlebih dahulu, sehingga terjadi:
(1)   soal yang diujikan tidak jelas untuk mengukur indikator pencapaian kompetensi (IPK) yang mana, sehingga ada soal tapi tidak ada IPK yang diuji di silabus/Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
(2)   ada indikator IPK dalam silabus/RPP yang tidak ada soalnya, sehingga ada materi penting yang tidak diuji.
Guru belum bisa mengembangkan soal dengan kualitas baik karena sebagian besar tidak memahami dengan baik cara, prosedur, atau langkah pengembangan soal. Guru yang mendapat kesempatan pelatihan jumlahnya tidak banyak dan waktu pelatihannya juga terbatas. Pembinaan secara individual dan kelompok oleh pengawas sekolah juga belum berhasil menyentuh sebagaian besar guru yang tersebar pada beberapa SMK binan di Kabupaten Batang Hari dengan jarak sebagaian sekolah yang jauh dari ibu kota kabupaten.
Permasalahan di atas perlu diatasi dengan melakukan perubahan cara atau metode untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan soal. Metode yang dipilih sebagai cara baru dalam pembinaan guru mengembangkan soal adalah melalui workshop atau lokakarya. Pada kegiatan workshop dalam supervisi pendidikan menurut Sagala (2010:181) sejumlah guru atau pendidik bekerja secara berkelompok untuk memecahkan permasalahan bersama.
Para guru dalam kegiatan workshop mengerjakan dan memecahkan permasalahan bersama dengan cara berdiskusi. Melalui diskusi (Roestiyah, 2008:2) terjadi proses interaksi antara dua orang atau lebih individu, saling tukar menukar pengalaman dan informasi. Melalui diskusi para guru saling memperkaya pengetahuan dan keterampilan tentang materi pengembangan soal. Guru dengan pemahaman yang semakin baik tentang pengembangan soal akan meningkat  kemampuannya dalam mengembangkan soal, sehingga soal yang dibuat guru lebih berkualitas.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diungkap di atas dapat disimpulkan, bahwa ada beberapa masalah dalam pengembangan soal yang dilakukan guru:
1)      Guru membuat soal mengambil soal-soal yang sudah ada dalam buku pelajaran
2)      Soal yang dibuat guru ada yang tidak jelas IPK yang mana yang diukur
3)      IPK dalam silabus/RPP termasuk materi penting tidak ada soalnya
4)      Guru belum mampu mengembangkan soal pilihan ganda dengan baik.
Permasalahan-permasalahan di atas disebabkan masih rendahnya pemahaman dan kemampuan guru-guru dalam mengembangkan soal, terutama soal pilihan ganda. Oleh sebab itu pertanyaan yang akan dijawab sebagai rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah kegiatan workshop dapat meningkatkan kemampuan Guru SMK di Kabupaten Batang Hari mengembangkan soal pilihan ganda?"
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan sekolah ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru menyusun soal bentuk pilihan ganda melalui kegiatan workshop. Sejalan dengan harapan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan dan membuktikan, bahwa  kegiatan workshop dapat meningkatkan kemampuan Guru SMK di Kabupaten Batang Hari dalam mengembangkan soal pilihan ganda.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.   Bagi pengawas sekolah dapat meningkatkan kemampuan membimbing guru terutama dalam layanan bimbingan akademik menggunakan teknik workshop.
2.   Bagi guru dapat meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan soal, terutama mengambangkan soal bentuk pilihan ganda.
3.   Bagi sekolah dapat meningkatkan kinerja kegiatan pembelajaran terutama dalam penilaian pembelajaran.
4.   Bagi siswa akan memperoleh pembelajaran efektif dan objektif, karena gurunya telah mampu mengembangkan soal yang baik dan berkualitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar