Senin, 27 Februari 2017

Menerapkan Metode Simulasi Melalui Supervisi Kunjungan Kelas





ABSTRAK

Syahdiardin, 2015. Meningkatkan Kemampuan Guru Akuntansi SMK di Kabupaten Batang Hari  Menerapkan Metode Simulasi Melalui Supevisi Kunjungan Kelas.
Kata Kunci: Kemampuan Guru, Metode Simulasi, Kunjungan Kelas
Penelitian tindakan kepengawasan ini berangkat dari latar belakang pemikiran, bahwa materi pelajaran akuntansi yang berupa prosedur pencatatan transansi keuangan perusahaan menuntut guru melakukan praktik siswa di sekolah menerapkan metode pembelajaran yang mendukung terjadinya pembelajaran kontekstual. Simulasi merupakan metode pembelajaran yang dapat membuat siswa menirukan pencatatan akuntansi perusahaan di sekolah. Untuk itu pengawas sekolah harus membina guru mata pelajaran akuntansi agar mampu menerapkan metode simulasi.
Melalui penelitian tindakan kepengawasan ini peneliti berupaya memperoleh bukti empiris seberapa besar guru mata pelajaran akuntansi SMK di Kabupaten Batang Hari yang dapat ditingkatkan kemampuannya dalam menerapkan metode simulasi melalui supervisi kunjungan kelas. Penelitian dilakukan dalam dua siklus yang diikuti oleh sembilan orang guru sebagai subjek penelitian. Data kemampuan guru menerapkan metode simulasi dikumpulkan, dinilai, dan dicatat secara terus menerus kemudian ditabulasi secara marginal pada setiap siklus.
Hasil analisis data menunjukkan terjadinya peningkatan kemampuan guru menerapkan metode simulasi dari siklus I ke siklus II. Nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II naik sebesar 4,52 atau 5,75% dari 79,22 menjadi 83,74. Pada siklus I hanya 66,67% peserta yang dinyatakan berhasil menerapkan metode simulasi, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 88,89% peserta berhsil menerapkan metode simulasi. Angka tersebut sudah memenuhi indikator keberhasilan penelitian, yaitu minimal 85% peserta dinyatakan berhasil menerapkan metode simulasi. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa teknik supervisi kunjungan kelas dapat meningkatkan kemampuan guru menerapkan metode simulsi pada mata pelajaran akuntansi SMK di Kabupaten Batang Hari.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar  Belakang Masalah
Materi pelajaran akuntansi SMK merupakan materi pelajaran yang mempelajari bagian kegiatan  atau pekerjaan di perusahaan atau dunia kerja. Materi pelajaran akuntansi SMK mempelajari kegiatan yang berhubungan dengan bagaimana melakukan pengelolaan transaksi keuangan perusahaan mulai dari identifikasi bukti sampai  dengan membuat atau menyusun laporan keuangan.
Pekerjaan akuntansi adalah kegiatan yang  bersifat prosedural dari suatu proses dalam sistem akuntansi. Hal tersebut dapat dilihat dari definsi akuntansi: “The systematic recording, reporting, and analysis of financial transaktions of business” (http://www.investorwords.com/48/accounting.html). Materi pelajaran akuntansi mulai dari identifikasi bukti sampai  dengan membuat atau menyusun laporan keuangan menuntut siswa mendapatkan pembelajaan praktik yang memadai.   
Muatan praktik yang besar dalam proses pembelajaran mata pelajaran akuntansi menuntut guru melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan praktik tersebut. Pembelajaran akuntansi tidak bisa dilakukan dengan berceramah saja, tetapi harus dipilih metode yang sesuai dengan karakeristik materinya. Pembelajaran akuntansi harus kontekstual untuk mendekatkan siswa dengan proses pekerjaan yang sesungguhnya di perusahaan  atau dunia kerja.
Materi pelajaran akuntansi merupakan pengetahuan dan praktik perkerjaan akuntansi perusahaan atau dunia kerja, maka untuk materi praktiknya dapat disajikan dengan menerapkan metode simulasi. Dengan metode ini siswa dapat menirukan peran pekerjaan di lini produksi, yaitu mengidentifikasi dokumen tansasaksi, mencatat transaksi, menggolongkan transaksi, mengikhtisarkan transaksi, dan membuat laporan keuangan.
Guru sebagai fasilitator pembelajaran siswa harus profesional dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pelajaran, karena gurulah yang bertugas membelajarkan siswa melalui kegiatan mengajar atau proses pembelajaran. Untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan profesional, maka guru dituntut memiliki landasan keilmuan dan keterampilan untuk melakukan pekerjaan sebagai guru profesional. Guru tidak hanya dituntut menguasai materi pelajaran, tetapi juga harus mampu mengelola proses pembelajaran  dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Guru profesional harus mampu membuat proses pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) bukan berpusat pada Guru (teacher centered). Guru harus berupaya membuat suasana agar siswa aktif belajar, bukan guru yang aktif mengajar. Dalam proses pembelajaran yang berpusat atau berorientasi pada siswa, maka siswalah yang aktif dalam pemecahan masalah pembelajarannya, sehingga membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Kebermaknaan hasil pembelajaran, menurut Trianto (2011:7) merupakan suatu konsekuensi logis, bahwa dengan berusaha mencari pemecahan masalah secara mandiri akan memberikan suatu pengalaman konkret, dengan pengalaman tersebut dapat digunakan pula memecahkan masalah-masalah serupa, karena pengalaman tersebut memberikan makna tersendiri kepada peserta didik. Pembelajaran yang bermakna dapat membangun kebiasaan pemecahan masalah secara mandiri pada diri siswa. Pembelajaran bermakna dapat pula memperkaya pengalaman dari pengalaman nyata belajar kontekstual yang sudah dilalui serta rasa percaya diri pada diri siswa. Hasil-hasil itu diperoleh siswa melalui suatu proses belajar aktif yang dilaluinya dibawah bimbingan guru.
Ada 13 (tiga belas) orang guru akuntansi pada 4 SMK di Kabupaten Batang Hari yang memiliki program keahlian akuntansi (data pada tabel 1.1). Hasil pengamatan pengawas sekolah terhadap guru-guru tersebut menunjukkan, bahwa sebagian besar guru tersebut adalah guru-guru honor atau guru tidak tetap (GTT) dengan pengalaman mengajar dibawah lima tahun. Bahkan 5 dari 13 orang guru tersebut berlatar belakang pendidikan non keguruan yang tidak pernah mendapat materi pedagogik saat belajar di perguruan tinggi.
Tabel 1.1 Data Guru Akuntansi SMK Kabupaten Batang Hari *)

No.
Nama Sekolah
Pengalaman Mengajar
≥ 5 tahun
Pengalaman Mengajar
< 5 tahun
Jumlah Guru
PNS

Non PNS
PNS
Non PNS
1.
SMK Negeri 1
3
-
1
1
5
2.
SMK Negeri 3
1
-
1
2
4
3.
SMK Negeri 4
-
-
-
2
2
4.
SMK Negeri 5
-
-
-
2
2
Jumlah
4
-
2
7
13
*) diramu dari laporan bulanan sekolah
Pengamatan terhadap guru-guru tersebut dalam semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015 menunjukkan, bahwa:
1.      Guru-guru yang berpengalaman mengajar 5 tahun atau lebih sudah membiasakan siswa belajar berdasarkan studi kasus, yaitu memberikan soal dengan illustrasi kasus pembukuan sebuah perusahaan lalu siswa menjawab di format-format atau formulir-formulir yang sudah disiapkan. Cara pembelajaran ini sudah menunjukkan adanya suasana pembelajaran kontekstual.
2.      Guru-guru baru dengan pengalaman mengajar di bawah 5 tahun sudah menggunakan media presentasi berbasis PowerPoint untuk alat bantu mengajar, tapi mereka tetap berceramah sambil menayangkan slide demi slide PowerPoint. Sesekali mereka bertanya kepada siswa: “Sudah mengerti?” dengan nada suara yang agak tinggi yang (mungkin) menyebabkan siswa enggan bertanya. “Kalau tidak ada yang bertanya,” lanjut guru, “maka buka buku halaman sekian dan kerjakan soal nomor sekian dan nomor sekian dan setarusnya”. 
3.      Belum ada satupun guru akuntansi dengan pengalaman mengajar kurang dari 5 tahun yang pernah melakukan pembelajaran dengan metode simulasi. Bahkan mereka tidak pernah memberikan pembelajaran praktik akuntansi, selain kepada siswa Kelas XII yang akan mengikuti ujian nasional kejuruan.
Penelusuran terhadap pemahaman guru tentang metode mengajar menunjukkan, bahwa guru-guru dengan masa kerja kurang dari 5 tahun yang berlatar belakang pendidikan keguruan tidak memahami dengan baik alternatif metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran akuntansi selain metode ceramah yang dilanjutkan dengan pemberian tugas.  Mereka tidak terpikir bisa menerapkan metode simulasi dalam pembelajaran akuntansi karena tidak memahami dengan baik metode tersebut. Sedangkan guru-guru yang berlatar pendidikan non keguruan melakukan proses pembelajaran dengan mengingat bagaimana cara guru mereka mengajar saat mereka di bangku sekolah.
Berangkat dari permasalahan dan akar permasalahan di atas, maka dibutuhkan usaha untuk meningkatkan kemampuan guru akuntansi SMK di Kabupaten Batang Hari dalam melaksanakan proses pembelajaran yang berorientasi (berpusat) pada siswa. Kemampuan yang akan ditingkatkan adalah kemampuan menerapkan metode simulasi dalam pembelajaran akuntansi terhadap guru-guru akuntansi SMK di Kabupaten Batang Hari.
Pembinaan terhadap guru-guru tersebut di atas dilakukan melaui supervisi dengan pendekatan kolaboratif menggunakan teknik yang bersifat individual yaitu melalui teknik supervisi kunjungan kelas. Melalui supervisi kunjungan kelas pengawas sekolah melakukan pendampingan secara individu kepada guru pada tahap sebelum (pra), selama, dan setelah (pasca) pelaksanaan proses pembelajaran.
Teknik kunjungan kelas dipilih karena teknik ini menurut Sagala (2010:187) bertujuan membantu guru yang telah berpengalaman mengajar mengetahui kekeliruan yang telah dibuatnya dalam mengajar. Melalui kunjungan kelas pengawas sekolah mengumpulkan data kesulitan-kesulitan guru dalam mengajar kemudian mengkonsultasikannya dengan guru bersangkutan  untuk dicarikan pemecahan masalahnya. Dengan demikian teknik supervisi kunjungan kelas diharapkan dapat mening-katkan kemampuan dan keterampilan guru dalam menerapkan metode simulasi.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah mendasar pada penelitian tindakan ini adalah rendahnya kemampuan atau keterampilan guru dalam menerapkan metode pembelajaran yang mendukung terciptanya pembelajaran siswa aktif. Guru-guru kebanyakan mengajar dengan berceramah atau metode lain yang tidak mampu medorong siswa aktif belajar. Metode yang mereka gunakan tidak atau kurang mendukung terciptanya pembelajaran kontekstual.
Berangkat dari permasalahan mendasar tersebut di atas, maka pertanyaan yang harus dijawab sebagai rumusan masalah penelitian tindakan ini adalah: “Apakah teknik supervisi kunjungan kelas dapat meningkatkan kemampuan guru akuntansi SMK di Kabupaten Batang Hari dalam menerapkan metode simulasi?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah penelitian tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya peningkatan kemampuan guru akuntansi SMK di Kabupaten Batang Hari dalam menerapkan metode simulasi menggunakan teknik supervisi kujungan kelas.
1.4 Manfaat Penelitian
 Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.   Bagi pengawas dapat meningkatkan kemampuan membimbing guru terutama dalam memberikan layanan bimbingan akademik penerapan metode pembelajaran simulasi.
2.   Bagi guru dapat meningkatkan kemampuannya dan keterampilannya menerapkan metode simulasi.
3.   Bagi sekolah dapat meningkatkan kinerja kegiatan pembelajaran, khususnya dalam meningkatkan kulitas proses pembelajaran.
4.   Bagi peserta didik akan memperoleh pelayanan proses pembelajaran yang lebih baik, karena gurunya dapat menerapkan metode mengajar yang lebih menyenangkan, lebih menantang, lebih menghargai potensi siswa, dan belajar dengan suasana yang lebih kontekstual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar