ABSTRAK
Syahdiardin,
2015. Meningkatkan Kemampuan
Guru Akuntansi SMK di Kabupaten Batang Hari
Menerapkan Metode Simulasi Melalui Supevisi Kunjungan Kelas.
Kata Kunci: Kemampuan
Guru, Metode Simulasi, Kunjungan Kelas
Penelitian tindakan
kepengawasan ini berangkat dari latar belakang pemikiran, bahwa materi pelajaran akuntansi yang
berupa prosedur pencatatan transansi keuangan perusahaan menuntut guru
melakukan praktik siswa di sekolah menerapkan metode pembelajaran yang
mendukung terjadinya pembelajaran kontekstual. Simulasi merupakan metode
pembelajaran yang dapat membuat siswa menirukan pencatatan akuntansi perusahaan
di sekolah. Untuk itu pengawas sekolah harus membina guru mata pelajaran akuntansi
agar mampu menerapkan metode simulasi.
Melalui penelitian tindakan kepengawasan ini peneliti berupaya memperoleh bukti
empiris seberapa besar guru mata pelajaran akuntansi
SMK di Kabupaten Batang Hari yang dapat ditingkatkan kemampuannya dalam menerapkan metode simulasi melalui supervisi kunjungan kelas. Penelitian dilakukan dalam dua siklus yang diikuti oleh
sembilan orang guru sebagai subjek penelitian. Data kemampuan guru menerapkan metode simulasi dikumpulkan, dinilai, dan dicatat secara terus
menerus kemudian ditabulasi secara marginal
pada setiap siklus.
Hasil analisis data menunjukkan
terjadinya peningkatan kemampuan
guru menerapkan metode
simulasi dari
siklus I ke siklus II. Nilai
rata-rata dari siklus I ke siklus II naik sebesar 4,52 atau 5,75%
dari 79,22 menjadi 83,74. Pada siklus I hanya 66,67% peserta yang dinyatakan
berhasil menerapkan
metode simulasi, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 88,89% peserta berhsil menerapkan metode simulasi. Angka tersebut sudah memenuhi
indikator keberhasilan penelitian, yaitu minimal 85% peserta dinyatakan berhasil menerapkan metode simulasi. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa teknik supervisi kunjungan kelas dapat meningkatkan
kemampuan guru menerapkan metode simulsi pada mata pelajaran akuntansi SMK di Kabupaten Batang Hari.
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Materi pelajaran
akuntansi SMK merupakan materi pelajaran yang mempelajari bagian kegiatan atau pekerjaan di perusahaan atau dunia kerja.
Materi pelajaran akuntansi SMK mempelajari kegiatan yang berhubungan dengan
bagaimana melakukan pengelolaan transaksi keuangan perusahaan mulai dari
identifikasi bukti sampai dengan membuat
atau menyusun laporan keuangan.
Pekerjaan
akuntansi adalah kegiatan yang bersifat
prosedural dari suatu proses dalam sistem akuntansi. Hal tersebut dapat dilihat
dari definsi akuntansi: “The systematic
recording, reporting, and analysis of financial transaktions of business” (http://www.investorwords.com/48/accounting.html).
Materi pelajaran akuntansi mulai dari identifikasi bukti sampai dengan membuat atau menyusun laporan keuangan
menuntut siswa mendapatkan pembelajaan praktik yang memadai.
Muatan praktik
yang besar dalam proses pembelajaran mata pelajaran akuntansi menuntut guru melaksanakan
pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan praktik tersebut. Pembelajaran
akuntansi tidak bisa dilakukan dengan berceramah saja, tetapi harus dipilih
metode yang sesuai dengan karakeristik materinya. Pembelajaran akuntansi harus
kontekstual untuk mendekatkan siswa dengan proses pekerjaan yang sesungguhnya
di perusahaan atau dunia kerja.
Materi pelajaran
akuntansi merupakan pengetahuan dan praktik perkerjaan akuntansi perusahaan
atau dunia kerja, maka untuk materi praktiknya dapat disajikan dengan
menerapkan metode simulasi. Dengan metode ini siswa dapat menirukan peran
pekerjaan di lini produksi, yaitu mengidentifikasi dokumen tansasaksi, mencatat
transaksi, menggolongkan transaksi, mengikhtisarkan transaksi, dan membuat
laporan keuangan.
Guru sebagai
fasilitator pembelajaran siswa harus profesional dalam memilih dan menerapkan
metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi pelajaran, karena gurulah
yang bertugas membelajarkan siswa melalui kegiatan mengajar atau proses
pembelajaran. Untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan profesional, maka guru
dituntut memiliki landasan keilmuan dan keterampilan untuk melakukan pekerjaan
sebagai guru profesional. Guru tidak hanya dituntut menguasai materi pelajaran,
tetapi juga harus mampu mengelola proses pembelajaran dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai.
Guru profesional
harus mampu membuat proses pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) bukan berpusat pada
Guru (teacher centered). Guru harus berupaya membuat suasana agar siswa aktif belajar, bukan guru
yang aktif mengajar. Dalam proses pembelajaran yang berpusat atau berorientasi
pada siswa, maka siswalah yang aktif dalam pemecahan masalah pembelajarannya,
sehingga membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Kebermaknaan
hasil pembelajaran, menurut Trianto (2011:7) merupakan suatu konsekuensi logis,
bahwa dengan berusaha mencari pemecahan masalah secara mandiri akan memberikan
suatu pengalaman konkret, dengan pengalaman tersebut dapat digunakan pula
memecahkan masalah-masalah serupa, karena pengalaman tersebut memberikan makna
tersendiri kepada peserta didik. Pembelajaran yang bermakna dapat membangun
kebiasaan pemecahan masalah secara mandiri pada diri siswa. Pembelajaran
bermakna dapat pula memperkaya pengalaman dari pengalaman nyata belajar
kontekstual yang sudah dilalui serta rasa percaya diri pada diri siswa. Hasil-hasil
itu diperoleh siswa melalui suatu proses belajar aktif yang dilaluinya dibawah
bimbingan guru.
Ada 13 (tiga belas)
orang guru akuntansi pada 4 SMK di Kabupaten Batang Hari yang memiliki program
keahlian akuntansi (data pada tabel 1.1). Hasil pengamatan pengawas sekolah terhadap
guru-guru tersebut menunjukkan, bahwa sebagian besar guru tersebut adalah
guru-guru honor atau guru tidak tetap (GTT) dengan pengalaman mengajar dibawah
lima tahun. Bahkan 5 dari 13 orang guru tersebut berlatar belakang pendidikan
non keguruan yang tidak pernah mendapat materi pedagogik saat belajar di
perguruan tinggi.
Tabel 1.1 Data Guru Akuntansi SMK Kabupaten Batang Hari *)
No.
|
Nama
Sekolah
|
Pengalaman Mengajar
≥ 5 tahun
|
Pengalaman Mengajar
< 5 tahun
|
Jumlah
Guru
|
||
PNS
|
Non PNS
|
PNS
|
Non PNS
|
|||
1.
|
SMK
Negeri 1
|
3
|
-
|
1
|
1
|
5
|
2.
|
SMK
Negeri 3
|
1
|
-
|
1
|
2
|
4
|
3.
|
SMK
Negeri 4
|
-
|
-
|
-
|
2
|
2
|
4.
|
SMK
Negeri 5
|
-
|
-
|
-
|
2
|
2
|
Jumlah
|
4
|
-
|
2
|
7
|
13
|
*)
diramu dari laporan bulanan sekolah
Pengamatan
terhadap guru-guru tersebut dalam semester genap
Tahun Pelajaran 2014/2015 menunjukkan, bahwa:
1.
Guru-guru yang berpengalaman mengajar 5
tahun atau lebih sudah membiasakan siswa belajar berdasarkan studi kasus, yaitu
memberikan soal dengan illustrasi kasus pembukuan sebuah perusahaan lalu siswa
menjawab di format-format atau formulir-formulir yang sudah disiapkan. Cara
pembelajaran ini sudah menunjukkan adanya suasana pembelajaran kontekstual.
2.
Guru-guru baru dengan pengalaman mengajar
di bawah 5 tahun sudah menggunakan media presentasi berbasis PowerPoint untuk alat bantu mengajar,
tapi mereka tetap berceramah sambil menayangkan slide demi slide PowerPoint. Sesekali
mereka bertanya kepada siswa: “Sudah mengerti?” dengan nada suara yang agak
tinggi yang (mungkin) menyebabkan siswa enggan bertanya. “Kalau tidak ada yang
bertanya,” lanjut guru, “maka buka buku halaman sekian dan kerjakan soal nomor
sekian dan nomor sekian dan setarusnya”.
3.
Belum ada satupun guru akuntansi dengan pengalaman mengajar kurang dari 5 tahun yang pernah melakukan pembelajaran dengan metode simulasi. Bahkan mereka tidak pernah memberikan pembelajaran praktik akuntansi,
selain kepada siswa Kelas XII yang akan mengikuti ujian nasional kejuruan.
Penelusuran terhadap pemahaman guru tentang metode mengajar menunjukkan, bahwa
guru-guru dengan masa kerja kurang dari 5 tahun yang berlatar belakang
pendidikan keguruan tidak memahami dengan baik alternatif metode yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran akuntansi selain metode ceramah yang dilanjutkan
dengan pemberian tugas. Mereka tidak
terpikir bisa menerapkan metode simulasi
dalam pembelajaran akuntansi karena tidak memahami dengan baik metode tersebut.
Sedangkan guru-guru yang berlatar pendidikan non keguruan melakukan proses
pembelajaran dengan mengingat bagaimana cara guru mereka mengajar saat mereka
di bangku sekolah.
Berangkat dari permasalahan dan akar permasalahan di atas, maka dibutuhkan usaha untuk meningkatkan kemampuan guru akuntansi SMK di Kabupaten Batang Hari dalam
melaksanakan proses pembelajaran yang berorientasi (berpusat) pada siswa. Kemampuan
yang akan ditingkatkan adalah kemampuan menerapkan metode simulasi dalam
pembelajaran akuntansi terhadap guru-guru akuntansi SMK di Kabupaten Batang
Hari.
Pembinaan terhadap guru-guru tersebut di atas dilakukan melaui supervisi
dengan pendekatan kolaboratif menggunakan teknik yang bersifat individual yaitu
melalui teknik supervisi kunjungan kelas. Melalui supervisi kunjungan kelas
pengawas sekolah melakukan pendampingan secara individu kepada guru pada tahap
sebelum (pra), selama, dan setelah (pasca) pelaksanaan proses pembelajaran.
Teknik kunjungan kelas dipilih karena teknik ini menurut Sagala (2010:187) bertujuan
membantu guru yang telah berpengalaman mengajar mengetahui kekeliruan yang
telah dibuatnya dalam mengajar. Melalui kunjungan kelas pengawas sekolah
mengumpulkan data kesulitan-kesulitan guru dalam mengajar kemudian mengkonsultasikannya
dengan guru bersangkutan untuk dicarikan
pemecahan masalahnya. Dengan demikian teknik supervisi kunjungan kelas
diharapkan dapat mening-katkan kemampuan dan keterampilan guru dalam menerapkan
metode simulasi.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah mendasar pada penelitian tindakan ini adalah
rendahnya kemampuan atau keterampilan guru dalam
menerapkan metode pembelajaran yang mendukung terciptanya pembelajaran siswa
aktif. Guru-guru kebanyakan mengajar dengan berceramah atau metode lain yang
tidak mampu medorong siswa aktif belajar. Metode yang mereka gunakan tidak atau
kurang mendukung terciptanya pembelajaran kontekstual.
Berangkat dari permasalahan mendasar tersebut di atas, maka pertanyaan yang harus dijawab
sebagai rumusan masalah penelitian tindakan ini adalah: “Apakah teknik supervisi kunjungan
kelas dapat meningkatkan
kemampuan guru akuntansi SMK di Kabupaten Batang Hari dalam menerapkan metode simulasi?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah penelitian tersebut di atas, maka tujuan penelitian
ini adalah untuk membuktikan adanya peningkatan kemampuan guru akuntansi SMK di Kabupaten
Batang Hari dalam menerapkan metode simulasi menggunakan teknik
supervisi kujungan kelas.
1.4 Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagi pengawas dapat meningkatkan kemampuan
membimbing guru terutama dalam memberikan layanan bimbingan akademik penerapan
metode pembelajaran simulasi.
2. Bagi guru dapat
meningkatkan kemampuannya dan keterampilannya menerapkan metode simulasi.
3.
Bagi sekolah dapat meningkatkan kinerja
kegiatan pembelajaran, khususnya dalam meningkatkan kulitas proses pembelajaran.
4. Bagi peserta didik akan memperoleh pelayanan
proses pembelajaran yang lebih baik, karena gurunya
dapat menerapkan metode mengajar yang lebih menyenangkan, lebih menantang,
lebih menghargai potensi siswa, dan belajar dengan suasana yang lebih kontekstual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar