ABSTRAK
Syahdiardin, 2009. Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menyusun Silabus Mata Pelajaran Akuntansi melalui Diskusi Kelompok pada SMK di Kabupaten Batang Hari
Kata Kunci: Kemampuan Guru, Silabus, Diskusi Kelompok
Penelitian tindakan kepengawasan ini berangkat dari latar belakang pemikiran, bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, maka setiap sekolah atau madrasah menyusun sendiri kurikulumnya berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 22 tentang Standar Isi, Permendiknas nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, dan Permendiknas nomor 24 tahun 2006 tentang Pelaksasnaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. Unsur utama penyusun kurikulum yang di dalamnya terdapat silabus adalah guru. Untuk itu kemampuan menyusun silbus bagi guru harus ditingkatkan agar tersusun dokumen kurikulum yang baik. Pengawas sebagai pembina guru berkewajiban membimbing guru dalam menyusun silabus.
Peneliti melalui kegiatan penelitian tindakan ini berupaya memperoleh bukti empiris seberapa banyak guru mata pelajaran akuntansi SMK di Kabupaten Batang Hari yang dapat meningkatkan kemampuannya dalam menyusun silabus melalui diskusi kelompok. Penelitian dilakukan dalam dua siklus (tiap siklus sekali pertemuan), jarak antar siklus satu minggu, yang diikuti oleh tujuh orang guru sebagai subyek penelitian, di mana setiap siklus dilakukan selama enam jam pembelajran (satu jam pembelajaran adalah empat puluh lima menit). Data kemampuan guru menyusun silabus dikumpulkan, dinilai, dan dicatat secara terus menerus, ditabulasi secara marginal pada setiap siklus.
Dari hasil analisis data menunjukkan, bahwa terjadi peningkatan kemampuan guru dari siklus I ke siklus II, baik secara perorangan maupun secara kelompok. Dalam menyusun sila-bus nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II naik sebesar 3,20 atau 4,10% dari 78,05 menjadi 81,25. Pada siklus I hanya 57,14% peserta yang dinyatakan berhasil menyusun silabus , sedangkan pada siklus II 85,71% peserta berhsil menyusun silabus. Angka tersebut sudah memenuhi indikator keberhasilan penelitian, yaitu minimal 85% peserta dinyatakan berhasil menyusun silabus. Dengan demikian, teknik supervisi yang dikembangkan melalui diskusi kelompok dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun silabus mata pelajaran akuntansi pada SMK di Kabupaten Batang Hari.
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 24 Tahun 2006 mengamanatkan dan memberi kewenangan kepada sekolah/madrasah untuk mengembangkan sendiri kurikulum untuk satuan pendidikan masing-msing. Kurikulum yang di kembangkan di tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah ini disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP sebagai mana diatur dalam Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 pasal 1 ayat (1) disusun atau dikembangkan sesuai kebutuhan sekolah yang bersangkutan.
Salah satu komponen dari KTSP sebagai mana disebutkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 adalah silabus yang merupakan bagian dari proses perencanaan pembelajaran. Silabus berdasarkan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 pengembagannnya dapat dilakukan oleh guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.
Sekolah berdasarkan Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 dapat mengadopsi atau mengadaptasi model KTSP yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Namun yang terjadi sekolah menggunakan model tersebut tanpa menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan sekolah. Hasil supervisi yang dilakukan pengawas satuan pendidikan pada 2 (dua) SMK kelompok Bisnis Manajemen di Kabupaten Batang Hari selama tahun 2008 menunjukkan:
1. Dari 2 (dua) SMK yang memiliki Program Keahlian Akuntansi, 1 (satu) sekolah guru-guru akuntansinya mengadopsi model silabus BSNP tanpa revisi sedikit-pun.
2. Guru-guru akuntansi pada 1 (satu) SMK hanya melakukan revisi pada alokasi waktu atau unit waktu pada silabus.
3. Guru-guru akuntansi pada kedua SMK tersebut belum memahami mekanisme dan cara menyusun silabus.
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka dibutuhkan upaya untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun atau mengembangkan silabus. Peningkatan kemampuan menyusun silabus bagi guru-guru akuntansi SMK di Kabu-paten Batang Hari tersebut dilakukan melalui diskusi kelompok.
Dalam diskusi kelompok terjadi proses interaksi antara dua orang atau lebih individu, saling tukar menukar pengalaman dan informasi. (Roestiyah, 2008). Melalui diskusi kelompok semua perserta aktif bertukar fikiran, saling memberi dan menerima informasi. Kondisi tersebut diharapkan bermuara pada pemecahan masalah penyusunan silabus. Sehingga kemampuan guru dalam menyusun silabus menjadi meningkat
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diungkap di atas dapat disimpulkan, bahwa masih rendahnya pemahaman dan kemampuan guru-guru akuntansi dalam mengembangkan dan menyusun silabus. Oleh sebab itu pertanyaan yang harus dijawab sebagai rumusan masalah penelitian ini adalah: “Apakah diskusi kelompok dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun silabus mata pelajaran akuntansi SMK di Kabupaten Batang Hari?"
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan atau memperoleh bukti empiris peningkatan kemampuan guru mata pelajaran akuntansi dalam menyusun silabus melalui diskusi kelompok.
Jika tujuan penelitian tersebut tercapai, maka manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi pengawas dapat meningkatkan kemampuan membimbing guru terutama dalam layanan bimbingan akademik.
2. Bagi guru dapat meningkatkan kemampuannya dalam menyusun silabus.
3. Bagi sekolah dapat meningkatkan kinerja terutama dalam kegiatan pembelajaran.
4. Bagi peserta didik akan memperoleh pembelajaran efektif dan menyenangkan, karena gurunya telah mampu menyusun silabus yang baik sebagai bagian dari rencana pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar