Senin, 27 Februari 2017

Menerapkan Metode Simulasi Melalui Supervisi Kunjungan Kelas





ABSTRAK

Syahdiardin, 2015. Meningkatkan Kemampuan Guru Akuntansi SMK di Kabupaten Batang Hari  Menerapkan Metode Simulasi Melalui Supevisi Kunjungan Kelas.
Kata Kunci: Kemampuan Guru, Metode Simulasi, Kunjungan Kelas
Penelitian tindakan kepengawasan ini berangkat dari latar belakang pemikiran, bahwa materi pelajaran akuntansi yang berupa prosedur pencatatan transansi keuangan perusahaan menuntut guru melakukan praktik siswa di sekolah menerapkan metode pembelajaran yang mendukung terjadinya pembelajaran kontekstual. Simulasi merupakan metode pembelajaran yang dapat membuat siswa menirukan pencatatan akuntansi perusahaan di sekolah. Untuk itu pengawas sekolah harus membina guru mata pelajaran akuntansi agar mampu menerapkan metode simulasi.
Melalui penelitian tindakan kepengawasan ini peneliti berupaya memperoleh bukti empiris seberapa besar guru mata pelajaran akuntansi SMK di Kabupaten Batang Hari yang dapat ditingkatkan kemampuannya dalam menerapkan metode simulasi melalui supervisi kunjungan kelas. Penelitian dilakukan dalam dua siklus yang diikuti oleh sembilan orang guru sebagai subjek penelitian. Data kemampuan guru menerapkan metode simulasi dikumpulkan, dinilai, dan dicatat secara terus menerus kemudian ditabulasi secara marginal pada setiap siklus.

Senin, 20 Februari 2017

Supervisi di Kantin yang Menyenangkan Guru



SUPERVISI DI KANTIN, GURU SENANG SUPERVISI BERHASIL

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Masalah
Hasil pembinaan pelaksanaan pembelajaran terhadap 42 orang Guru SMK di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang Hari pada Tahun Pelajaran 2012/2013 adalah seperti pada lampiran 1. Data tersebut menunjukkan, bahwa hanya 22 orang (52,38%) guru yang memperoleh nilai minimal baik. Dari skor maksimal 4, skor perolehan rata-rata kegiatan pendahuluan 3,00, kegiatan inti 2,94, dan kegiatan penutup 2,61. Pada kegiatan inti diperoleh informasi skor rata-rata kegiatan eksplorasi 2,94, kegiatan elaborasi 2,90, dan kegiatan konfirmasi 2,88.
Hasil yang dicapai guru-guru per sekolah juga kurang memuaskan, karena guru-guru binaan di SMK Negeri 1 dan SMK Negeri 2 yang sudah mencapai nilai rata-rata baik sebenarnya belum memuaskan. Walau dari data pada lampiran 2 menunjukkan, bahwa skor rata-rata yang diperoleh guru-guru di dua sekolah tersebut adalah 3,01 dan 3,00, tapi skor tersebut baru masuk rentang awal nilai baik. Apalagi guru-guru di dua sekolah ini belum ada yang mencapai nilai amat baik. Nilai tertinggi yang dicapai adalah 3,54 oleh guru SMK Negeri 1 dan 3,40 oleh guru SMK Negeri 2.

Workshop Pengembangan Soal


ABSTRAK


Syahdiardin, 2014. Meningkatkan Kemampuan Mengembangkan Soal Pilihan Ganda Guru SMK Kabupaten Batang Hari Melalui Workshop

Kata Kunci: Kemampuan Guru, Soal Pilihan Ganda, Workshop

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007  tentang Standar Penilaian Pendidikan mengatur pelaksanaan penilaian oleh pemerintah, satuan pendidikan, dan pendidik (guru). Kegiatan penilian bertujuan untuk mengukur ketercapaian tujuan pendidikan pada level kewenangan masing-masing penilai. Untuk melakukan penilaian dibutuhkan instrumen penilaian yang diantaranya berbentuk soal pilihan ganda. Pengembangan soal bentuk pilihan ganda amat penting dikuasai guru untuk membiasakan siswa menjawab soal jenis ini, karena soal-soal ujian nasional dan ujian sekolah selalu dibuat dalam bentuk pilihan ganda. Untuk meningkatkan kemampuan guru mengembangkan soal bentuk pilihaan ganda pengawas sekolah melakukan pembinaan melalui supervisi dengan teknik penyajian workshop.
Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh bukti empiris tentang peningkatan kemampuan mengembangkan soal pilihan ganda  bagi guru SMK di Kabupaten Batang Hari melalui kegiatan workshop. Penelitian dilakukan dalam dua siklus dan setiap siklus di-laksanakan dalam dua kali pertemuan. Jarak antar siklus dua minggu, yang diikuti oleh dua puluh orang guru sebagai subyek penelitian. Setiap pertemuan dilakukan selama empat jam (satu jam @ 45 menit).  Data kemampuan guru mengembangkan soal pilihan ganda, yang terdiri dari kemampuan menyusun kisi-kisi soal dan menyusun soal pilihan ganda  dikumpulkan, dinilai, dan dicatat secara terus menerus, ditabulasi secara marginal pada setiap siklus.